Rabu, 18 Juni 2014

Asal usul desa purwasari kecamatan baturaden menurut risalah



Tempat awal Pemerintahan dan Nama Desa Purwasari menurut cerita dari tokoh setempat yaitu bp.Tarsono. pedukuhan bumi gelis sebagai tempat pertama dibangunnya pusat kedemangan, mengapa dinamakan Bumi Gelis karena pada waktu membangun pendukuhan secara cepat yang dalam bahasa jawa dinamakan gelis, sehingga dinamakan bumi gelis oleh kyai Purwojati.
Penurut riwayat yang juga dipercaya oleh masyarakat kyai purwojati adalah abdi dalem dari kadipaten banyumas pada waktu diberi tugas oleh bupati R.Tumenggung Yudanegara,nama patihnya Danurdja I sekitar tahun 1755-1799 Tugas tersebut adalah untuk membangun desa bagian barat dan utara kadipaten Banyumas sebagai pertahanan untuk perlawanan terhadap kompeni pada tahun 1759.
Disamping membangun tempat tinggal sebagai tempat pendukuhan,juga dibangun tempat kesenian jawa yang diberi nama panomgan. asal mula diberi nama Panongan adalah mengambil salah satu alat perga yang namanya kenong.
Ketika sedang sibuk sibuknya membangun pusat pedukuhan/kademangan terjadilah musibah wabah penyakit yang menyerang jiwa manusia, sehingga banyak warga masyarakat yang meninggal dunia,termaksuk kyai purwojati beserta istri beliau yaitu nyai legasari semua korban dimakamkan silokasi bumi gelis dan panongan hingga saat ini lokasi tersebut masih ada dan menjadi makam umum warga masyarakat desa Purwasari dan desa Kutasari dengan diberi nama Makam panongan dan makwasariam bumi gelis.
Guna menentramkan sisa warga masyarakat yang tidak terkena musibah maka warga masyarakat memutuskan pindah kelokasi lain yaitu sebelah timur bumi gelis dengan mengambil tanah ( pekarangan sengkeran) seluas kurang lebih 1Km guna tempat tinggal keluarganya.Karena keselamatan warga masyarakat, maka nama kyai purwojati diambil depannya yaitu PURWO yang artinya permulaan,sedangkan SARI mengambil nama belakang nyai Legasari sehingga nama Purwosari yang berarti purwo adalah wiwitan atau permulaan dan sari yang berarti rasa.
Sebagai peninggalan/ tabet yang masih ada yaitu merupakan makam kyai Purwojati yang terletak di tengah-tengah desa Purwosari, makam tersebut diberi tempat gubuk yang sampai saat ini sering digunakan untuk tempat sujarah/semedi para warga masyarakat desa purwasari dan sekitarnya.
Hari jadi desa purwasari adalah sekitar 1759
Demang I ( kepala Desa pertama) Desa Purwasari adalah Kyai Purwojati
sumber : Rislah sekitar asal usul desa Purwasari kecamatan Baturraden kecamatan Banyumas


Rabu, 21 Mei 2014

small thing but doing sincerelly


“Semua…!!! Lari..!!!

Hutan pun menjadi riuh. Semua berdesak-desakkan, saling menyingkirkan. Semua panik. Api telah melahap satu per satu rumah mereka. Tempat tinggal dimana mereka bercengkrama dengan keluarga..

“Ayah… Tunggguu…!!!”, panggil seekor monyet.

Ayahnya sudah jauh meninggalkan. Kebakaran hutan itu membuat mereka terpisah dengan yang dicintainya..

Monyet itu terus berlari…Tiba-tiba, ia melihat seekor burung kecil, terbang kesana-kemari..
Ia terlihat terbang keluar masuk hutan. Terus terbang. Tanpa memikirkan hewan yang ada di bawahnya..
“Hai, burung..!! Kamu mau kemana? Kenapa kembali? Ayo kita pergi! Rumah kita terbakar.. Sangat berbahaya jika kamu kembali..”


Burung tersebut menghampiri sang monyet.
“Aku sedang mengambil air untuk memadamkan hutan kita.”, jawab burung tegas
“Eh? Buat apa? Tubuhmu yang kecil itu mana mungkin bisa memadamkan api di hutan. Sudahlah, kita pergi saja. Kita cari hutan lain.”, ajak monyet


“Biarlah aku melakukan apa yang bisa ku lakukan.. Pun jika aku mati, aku bisa menjawab pertanyaan Tuhan kelak, aku bisa mengatakan pada Dia bahwa aku sudah berusaha semaksimal ku untuk memadamkan api. Aku tidak lari, Tapi aku mencoba untuk menyelamatkan hutan.”, jawab sang burung.

Matanya berkaca-kaca.

Monyetpun tertegun.

“Okelah, kalau gitu aku temani kamu. Aku juga takut kalau aku nanti ditanya Tuhan dan ternyata aku hanya bisa lari. Aku bantu kamu deh..”,

Monyet dan burungpun saling membantu memadamkan api
Sekumpulan gajah terheran menyaksikan tingkah dua makhluk itu.

“Hei, kalian sedang apa?” tanya seekor gajah

“Kami sedang memadamkan api.” jawab sang monyet sambil berlari membawa air.Gajah saling memandang satu sama lain. Melihat itu, hati mereka terpanggil. Dan mereka pun turut membantu.Gajah dengan belalainya yang panjang, menyemprotkan air ke hutan. Silih berganti, kumpulan makhluk itu berusaha untuk memadamkan api.

Tak ayal, hewan lain pun turut membantu.

“Semua hewan..Cepat ambil air dan kembali padamkan api…!!!!” Sang Raja hutan pun tak mau kalah membantu.Dia mengerahkan semua rakyatnya untuk memadamkan.Semua, kawan..
Hingga, akhirnya, kebakaranpun padam.

“Hhhhh… Ternyata…”

Nafas mereka tersengal-sengal.Ternyata, rumah mereka masih bisa diselamatkan.

“Puji Tuhan… Terimakasih telah menyelamatkan rumah kami..”Makhluk-makhluk itu tersenyum lebar..
Keringat mereka masih bercucuran..

“Ternyata….”
Dan merekapun masih saling berpandangan…Ternyata, api yang sudah melahap hutan tempat mereka tinggal bisa dipadamkan.
Haru bercampur heran..
Awalnya mereka tak percaya..
Semua berlari.Kabur dari sarangnya.Dan ternyata..Berkat seekor burung kecil..Yang terus menerus berusaha..Pun mereka sempat menganggap sia-sia..Tetapi akhirnya..Sang burung pun membuktikan..

“Small thing, but doing sincerelly..”Semua ternyata bisa teratasi..
“Karena setiap masalah pasti ada solusi..”
****

http://www.youthcareinternational.com/about/latar-belakang/